Mengenal Conduct Disorder, Gangguan Perilaku pada Anak yang Harus Diwaspadai

 

Apa anak menyukai berkelahi, merusak barang, ataupun berperilaku kasar? Apabila berbagai perilaku ini sering terjadi, dapat jadi ia mengalami conduct disorder. Gangguan itu bisa menyebabkan anak berperilaku tidak seperti harusnya.


Anak dengan conduct disorder sering kali dipandang sebagai anak badung, alih-alih mengalami penyakit mental. Kondisi ini sering kali membuat anak tidak memperoleh penanganan sehingga gangguan perilaku yang dialaminya semakin bertumbuh.

Apa itu conduct disorder?

Conduct disorder merupakan gangguan perilaku dan emosional serius yang membuat anak menunjukkan pola perilaku mengganggu, kasar, dan sulit mengikuti aturan. Ia kurang memiliki rasa empati dan tidak peduli dengan keadaan orang lain.

Gangguan emosi dan perilaku ini dapat berjalan lama atau berulang, bertentangan dengan norma perilaku, bahkan mengusik kehidupan sehari-hari anak dan keluarga. Gejala conduct disorder di anak umumnya muncul sebelum usia 10 tahun. 

Sementara itu, anak remaja sanggup mengalaminya sehabis usia 10 tahun. Bila dimulai di masa kanak-kanak, tak sedikit kasus yang menimbulkan efek jangka panjang sehingga remaja maupun malahan dewasa. 

Selain arti conduct disorder, Kamu pun harus mengenali berbagai gejala dan cara mengatasinya agar problem ini mampu segera ditangani.

Gejala conduct disorder

Conduct disorder terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu ringan, sedang, dan berat. Dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM) IV, seorang anak dibilang mengalami conduct disorder bila menunjukkan tiga gejala spesifik selama sekurang-kurangnya 12 bulan dan setidaknya satu gejala nampak selama lebih dari enam bulan terakhir. 

anak berperilaku kasar pada orang lain

Anak dengan conduct disorder kasar terhadap orang lain

Berikut adalah gejala-gejala conduct disorder yang sanggup dikenali.

Kasar terhadap orang lain ataupun binatang

Merusak barang-barang

Suka berbohong ataupun mencuri

Kerap melanggar aturan

Suka mengintimidasi orang lain

Suka berkelahi

Menyulut pertengkaran

Bolos dari sekolah

Mudah marah dan kehilangan mood

Suka mengganggu orang lain

Mempunyai harga diri yang rendah

Pendengki dan mudah tersinggung

Suka menyalahkan orang lain.

Penyebab conduct disorder

Penyebab conduct disorder tak didapatkan secara persis, namun faktor biologis, genetik, lingkungan, psikologis, dan sosial dipercaya punya peran dalam menyebabkannya.

Faktor genetik

Sebagian anak dengan conduct disorder punya anggota keluarga dengan riwayat penyakit mental, termasuk gangguan suasana hati, gangguan kecemasan, gangguan kepribadian, ataupun gangguan penggunaan zat. Hal ini membuktikan bahwa sebagian kasus conduct disorder kemungkinan diturunkan.

Faktor biologis

Conduct disorder dikaitkan dengan area tertentu pada otak yang terlibat di dalam pengaturan perilaku, kontrol impuls, dan emosi. Kalau lintasan sel saraf di sepanjang area otak ini tak berfungsi dengan baik, jadi gejala sanggup muncul. 

Selain itu, anak dengan conduct disorder juga dapat memiliki gangguan mental lain, seperti ADHD, gangguan belajar, depresi, atau gangguan kecemasan, yang mampu memicu gejala conduct disorder pada anak.

Faktor lingkungan

anak dihukum oleh orangtua

Pendisiplinan dengan cara yang salah mampu memicu conduct disorder

Kehidupan ataupun fungsi keluarga yang tidak berjalan dengan baik, penganiayaan di masa kanak-kanak, pengalaman traumatis, pendisiplinan dengan cara yang salah, dan penyalahgunaan zat dalam keluarga, juga bisa berkontribusi kepada pertumbuhan conduct disorder. 

Faktor psikologis

Selanjutnya, penyebab conduct disorder ialah faktor psikologis. Buah hati yang mempunyai masalah dengan kesadaran moral, termasuk rendahnya rasa bersalah ataupun penyesalan dan kurangnya proses berpikir, juga dipercaya dapat memicu conduct disorder pada anak.

Faktor sosial

Risiko conduct disorder juga sanggup meningkat apabila anak merasakan memiliki status sosial ekonomi yang rendah dan tak diterima oleh teman sebaya.

Kelainan perilaku dan emosi ini sanggup mempengaruhi kehidupan anak. Ia tampaknya jadi lebih sering dihukum guru, putus sekolah, sulit mendapatkan teman, tidak memiliki hubungan yang harmonis dengan keluarga, malahan mendapat sanksi sebab melanggar aturan.

Pengobatan conduct disorder

Apabila Anda khawatir terjadi gangguan emosi pada anak, sebaiknya bawa ke psikolog ataupun psikiater buat mendapat penanganan yang tepat. 

Pengobatan conduct disorder umumnya dilakukan dengan:

Obat-obatan

Walaupun tidak ada obat yang digunakan secara khusus untuk mengobati conduct disorder, terkadang dokter dapat meresepkan obat untuk mengendalikan gejala atau mengatasi penyakit mental yang mendasarinya.

Psikoterapi

Psikoterapi membantu anak belajar mengekspresikan dan mengendalikan emosi dengan cara yang tepat. Anak akan dilatih mempelajari keterampilan baru, seperti memecahkan masalah, meredam amarah, dan mengontrol impuls.

Terapi keluarga

Dalam pengobatan ini, orangtua dan anggota keluarga yang lain menghadiri terapi bersama anak. Terapi keluarga akan meningkatkan hubungan anak dengan keluarga dan interaksi di dalamnya.

Bagaimana kalau conduct disorder tidak ditangani?

Conduct disorder ialah gangguan perilaku yang perlu kunjung ditangani. Jika tidak mendapatkan penanganan, anak atau remaja yang menjadi penderitanya berisiko mengalami gangguan mental lain, contohnya gangguan kepribadian antisosial, gangguan suasana hati, ataupun gangguan kecemasan.

Selain itu, risiko bencana conduct disorder merupakan anak mengalami putus sekolah, melakukan penyalahgunaan zat atau obat-obatan, mencederai orang lain dengan kekerasan yang dilakukannya, hingga terlibat masalah hukum.

Supaya gangguan ini tidak makin bertumbuh, anak harus mendapat penanganan dengan segera. Maka, waspadai tanda-tanda conduct disorder pada anak sedini mungkin.


Komentar